Jakarta, SAHABATMANCING.com – Mansyur S, pedangdut senior yang juga memiliki hobi mancing baronang memiliki harapan agar garonger (sebutan pemancing baronang) tetap mempertahankan semangat tinggi kala melakukan kegiatan mancing, khususnya pada saat momentum fun fishing bersama (kopi darat).

Pedangdut Mansyur S ketika hadir pada acara ‘Negeg Bersama Hinomiya’ di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (24/3). (SAHABATMANCING.com/Rico Prasetio)

Ia mengatakan, alasan semangat negeg tetap dipertahankan tidak lain agar terus tercipta suasana kehebohan dan ramai kala mancing berlangsung. Sehingga menurutnya, kehangatan serta jalinan silaturahmi antar garonger tidak akan luntur.

Ketika menghadiri kegiatan mancing baronang bertajuk ‘Negeg Bersama Hinomiya’ di Pulau Onrust, Minggu (24/3) lalu, Mansyur mengaku kagum dengan antusias para garonger yang hadir. Dimana lebih dari 200 peserta meramaikan sudut-sudut lokasi mancing di pulau tersebut. Tidak hanya dari Jabodetabek, mereka bahkan hadir dari beberapa kota, mulai dari Anyer, Cilacap, Tegal, Pekalongan, Semarang, Tuban, Lamongan, Surabaya hingga Bali.

“Dibandingkan masa-masa lalu, masih sangat minim sekali orang mancing baronang. Tapi sekarang kita lihat begitu hebat para garonger berseragam dengan antusias tinggi mengikuti kegiatan mancing bersama,” ujar Mansyur S ketika mengomentari jalannya kegiatan ‘Negeg Bersama Hinomiya’ di Pulau Onrust, Minggu (24/3).

Pemilihan spot menurut Mansyur juga berpengaruh besar agar suasana kompetitif namun sportif bisa tercipta kala melakukan kegiatan mancing bersama. Karena bila potensi spot masih bagus, maka peluang mendapatkan ikan terutama ikan-ikan baronang babon jauh lebih besar.

“Saya berharap kedepannya kegiatan mancing bersama seperti ini (Negeg Bersama Hinomiya) yang juga dijadikan momentum kumpul bersama bisa lebih besar lagi penyelenggaraannya. Pemilihan spot baru dan potensial saya rasa penting karena berpengaruh terhadap semangat mancing para garonger juga,” ucap dia.

Mansyur bercerita pengalaman mancingnya yang sudah digeluti selama lebih dari 50 tahun, dimana jika dibandingkan dengan saat ini, dahulu baronang khususnya di Kepulauan Seribu jauh lebih mudah didapatkan. Kondisi perairan dan karang yang sudah tercemar menjadi salah satu faktor berkurangnya populasi baronang.

Untuk itu, Mansyur mengajak para garonger untuk kembali melepaskan kembali (release) baronang ukuran kecil yang terjerat kail agar keseimbangan pertumbuhan baronang tetap terjaga.

‘Kalau bisa tunggu sampai (baronang-nya) besar dahulu, baru dipancingi. Sebab kalau yang kecil juga diambil, lama-lama akan habis,” tutup Mansyur sambil tersenyum.

Similar Posts