Pemancing yang mendengar kata ‘negarong’ pikirannya akan tertuju ke teknik mancing negeg. Sebuah cara mancing tradisional yang semakin digandrungi oleh siapa saja yang sudah merasakan kedahsyatan sensasinya. Garonger Nusantara (Garnus), sebagai salah satu pioneer negeg di Indonesia hadir mewadahi para garonger dalam menjaga komunikasi serta mendapatkan informasi antar pecinta Baronang. Pemilihan nama Garonger bukan lah tanpa alasan. Peralatan negeg dengan kail berbentuk garong (kail dengan banyak mata kail) menjadi identitas dan kemudian digunakan sebagai nama dari komunitas ini.

Apa yang membuat komunitas ini berbeda dengan komunitas mancing lainnya? Lalu bagaimana sensasi dari mancing negeg tersebut. Berikut petikan wawancara kami bersama Fandy Arifin, salah seorang pengurus Garnus berikut ini:

Kapan dan dimana komunitas ini di buat? apa yang mendasarinya?
Garonger nusantara (Garnus) berdiri pada tanggal 27 juli 2012 atas buah pemikiran ‘Presiden’ Ruy Nanda di kediaman yosep di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Garnus didirikan tidak lain bertujuan menjadi wadah komunikasi para garonger (sebutan pemancing menggunakan teknik negeg) di seluruh Indonesia. Komunitas ini bertujuan untuk tempat bertukar segala pengetahuan dan informasi antar garonger baik pada saat berkumpul maupun melalui sosial media, seperti berbagi informasi mengenai spot mancing berpotensi.

Garnus menjadi tempat saling berkenalan satu sama lain, jika pada suatu ketika melakukan trip mancing dan bertemu pemancing- pemancing senusantara. komunitas ini sempat vakum selama 3 tahun namun alhamdulillah sudah setahun belakangan ini jadi ramai kembali antusiasnya.

Apakah ciri khas dan keunikan dari Garonger Nusantara?
Garnus memiliki keunikan yaitu cara mancing yang berbeda dari komunitas mancing lainnya, sudah tentu terletak pada alat-alat yang dibawa. Sensasi dari lengkungan tegeg saat fight dengan ikan dan sensasi getaran pelampung pada saat ikan makan umpan menjadi ciri khas dan alasan mendasar dari cara mancing di komunitas ini. Sebab kalau negeg itu kita benar-benar fight dengan ikan (baronang) hanya menggunakan seutas benang dan tegeg. Nah, ada lagi yang lebih ekstrim, negeg sambil ngoyor (menceburkan sebagian tubuh ke air – red) di tepi pantai. Jika strike ikan besar dan posisi kita sejajar dengan ikan, ukuran baronang 6 jari aja bisa menyeret kita.

Jadi kita harus selalu siap. Landbase atau ngoyor, dua-duanya punya kesan yang berbeda bagi tiap orang. Kalau saya pribadi lebih prefer ngoyor. Persiapannya harus lebih ekstra, wajib bisa berenang dan memakai sepatu boot. Namun di luar itu, Garnus juga dikenal memiliki anggota yang selalu antusias mengikuti setiap perlombaan yang diadakan dengan mewakilkan banyak anggotanya.

Bagaimana caranya untuk bergabung dengan Garonger nusantara? adakah syaratnya?
Tanpa syarat, cukup masuk (join) di grup facebook Garonger Nusantara, otomatis sudah menjadi member. Sementara bagi yang tidak memiliki akun facebook tidak perlu khawatir, masih bisa bergabung asalkan aktif mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh Garnus baik resmi atau tidak. Bahkan banyak anggota yang tidak punya FB tapi setiap trip selalu bergabung dengan rekan- rekan Garnus lainnya serta membeli jersey kita. Satu hobi satu hati bro, yang penting aktif mengikuti kegiatan Garnus.

Sampai saat ini ada sekitar berapa orang anggota yang bergabung?
Ada 6 kordinator wilayah (korwil) di Garnus, yaitu Barat, Timur, Pusat, Selatan, Utara, Bekasi, Tangerang dan Jawa Timur. Tempo hari pada perayaan ultah Garnus tahun 2016 diadakan lomba negeg yang dirayakan secara serentak oleh seluruh korwil Garnus termasuk Jawa Timur. Pastinya cukup banyak lah yang ikut. kalau dihitung lebih dari 50 orang yang aktif. jika dilihat dari postingan serta komentar di FB saja sudah lebih dari angka itu.

Untuk setiap harinya pasti ada saja anggota dari berbagai korwil yang mancing kemudian mem-posting hasil pancingnya ke grup facebook. Sebab negeg tidak terpengaruh faktor cuaca, jadi mancing bisa dilakukan kapan pun. Hanya faktor limbah di sepanjang pesisir Jakarta misalnya cukup mempengaruhi hasil pancing.

Bagaimana para senior menyikapi anggota-anggota baru agar bisa sejalan dan berbagi pengetahuan mancing?
Sebenarnya di komunitas Garnus tidak ada istilah senioritas, hanya siapa yang lebih dahulu negeg aja. Biasanya baik di grup FB atau pada pertemuan, kita saling share spot mancing yang bagus kepada rekan yang lain serta umpan dan tackle apa yang tepat untuk digunakan. Serta memberikan info mengenai teknik dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk mancing negeg. Setiap satu minggu sekali (weekend) sudah pasti ada anggota Garnus melakukan kegiatan mancing. Untuk di Jakarta biasanya spot-spot sekitar Kep. Seribu sering dikunjungi seperti Pulau Cipir, Onrust, Laki, Rambut dan Untung Jawa.

Foto- Foto kegiatan komunitas Garonger Nusantara (GarNus):

Dari setiap trip mancing yang pernah diadakan, apa hal yang paling berkesan?
Kesan kebersamaannya. Setiap trip punya cerita dan personel yang juga berbeda. Jadi setiap trip itu pasti jadi bahan perbincangan di grup Garnus. Kalau along (mancing hasilnya maksimal) di puji, kalau boncos (hasil minim) diejek hehehe. Contoh kesan yang selalu diingat ketika mengadakan kegiatan ulang tahun Garnus di Muara Baru. Estimasi peserta sekitar 50 orang maksimal, ternyata 115 orang yang datang.

Ditambah pada saat yang bersamaan Garnuser Jatim juga meriah acaranya. Sudah seperti lomba galatama, menimbang ikan tiban-tibanan. Terakhir pengalaman ketika 17 agustus kemarin, tepat jam 6 pagi kita upacara hormat bendera. Baru setelah itu mulai ngoyor. Walau hanya 12 orang tapi tetap nekat, sesampainya di pulau angin timur kencang sekali dan membuat hasilnya kurang bagus. Hasil tidak masalah, yang penting upacara.

Tidak setiap trip kami melakukan camping, tergantung trip-nya, one day trip atau menginap semalam. Lalu juga tergantung spot-nya, kalau Pulau laki kan tidak ada penghuninya, jadi kalau bermalam ya harus camping. Sementara kebanyakan pulau-pulau lain di kawasan Kep. Seribu rata-rata berpenduduk, jadi gak perlu nenda atau campingan (menginap di rumah penduduk).

Apa yang dimaksud kepedulian lingkungan menurut rekan-rekan Garonger Nusantara?
Masalah penting sekali, khususnya soal kebersihan laut kita dari sampah dan limbah. Insya allah kedepannya setiap trip ke pulau yang diadakan oleh Garnus, semua sampah yang dibawa akan kita bakar atau memungutnya kembali ke darat. Saya rasa setiap grup atau komunitas mancing pasti sudah menanamkan kepada setiap anggotanya untuk tidak membuang sampah sembarangan di laut maupun lokasi trip lainnya. Demikian juga Garnus. Mungkin kedepannya kita akan mengadakan trip bersih-bersih pulau sambil mancing.

Apa yang dilakukan Garonger nusantara guna memajukan geliat olahraga mancing di indonesia serta menjaga eksistensi di dunia pemancingan?
Kalau sekarang ini kita lebih semangat untuk memperkenalkan negeg ke seluruh indonesia. Karena negeg is the original fishing technique from Indonesia. Setahu saya, hanya di Indonesia mancing Rabitfish alias Baronang menggunakan kail garong dan umpan lumut. Perihal untuk ikut memajukan geliat olahraga mancing di Indonesia kita sih ikut berpartisipasi saja semaksimal mungkin sebagaimana aturan dari pemerintah.

Semoga teknik mancing negeg bisa terkenal hingga ke luar negeri. Untuk peran pemerintah menurut saya sih tidak terlalu perlu. Masalah memperkenalkan negeg kepada masyarakat luas itu sudah tugas pemancing khususnya Garnus. Sebab itulah salah satu tujuan awal didirikannya komunitas ini. Sementara guna menjaga eksistensi, kedepannya kita ada rencana untuk mengadakan kegiatan negeg bersama alias negbar antar komunitas, atau juga lomba negeg antar korwil Garnus. Kira- kira lokasi lomba negeg antar korwil kemungkinan diadakan di pinggiran pantai Jakarta, seperti di pemecah ombak (batrean) Kresek atau Ancol.

Saat ini sedang berlangsung reklamasi teluk jakarta, adakah pengaruhnya yang dirasakan para Garonger?
Kalau menurut saya (reklamasi) pasti berpengaruh, namun tidak terlalu signifikan tergantung para pemancingnya. Hanya mungkin keberadaan ikan menjadi berkurang dari biasanya. Jikalau berkurang maka pemancing harus mencari spot lain yang lebih potensial agar bisa mendapatkan hasil maksimal. Boncos mah boncos aja hahaha. Faktor yang mempengaruhi masih tetap soal limbah. – RPS

Similar Posts