Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Dengan panjang 54.716 kilometer, berbagai potensi bahari tersedia dari kawasan pesisisr hingga lepas pantainya. Contoh kecil dari besarnya potensi laut Indonesia tercermin di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Batang.
Berbagai kegiatan pemanfaatan potensi kelautan di wilayah pantura Jawa Tengah kerap dimaksimalkan pula oleh nelayan tangkap maupun pemancing dengan peralatan modern. Perkembangan dunia mancing di Indonesia pun akhir-akhir ini cukup mengesankan, begitu juga di Kabupaten Batang.
Awal tahun 2015, pemancing di daerah Batang belum banyak menggunakan umpan tiruan (lure). Umpan hidup (alami) masih menjadi andalan, baik udang, lengki, blanak, dan sebagainya. Kemudian memasuki akhir tahun 2015 banyak pemancing yang mulai menggunakan umpan tiruan, seperti minnow, popper, spoon, metal jig, ataupun softlure. Kian sulit mendapatkan umpan alami menjadi alasan digunakannya lure sebagai umpan.
Berbagai spot di Batang
Akhir-akhir ini, mancing negeg dengan target ikan Baronang juga sedang ramai diperbincangkan di Batang. Negeg Baronang sebenarnya bukan hal baru di Batang, hanya saja peminatnya tidak banyak. Para pemancing lebih cenderung menyukai mancing dengan target Kakap Putih (Barramundi) atau mancing di pasiran. Walau sebenarnya Batang punya spot-spot potensial ikan Baronang seperti Pantai Ujung Negoro, Karang Maheso, Muara Kali Sambong (TPI Batang/Pantai Sigandu).
Ujung Negoro merupakan spot di area wisata Pantai Ujung Negoro dan dapat ditempuh sekitar 15 menit dari alun-alun Batang. Karakteristiknya merupakan pantai berpasir dengan struktur laut berupa karang-karang dangkal. Potensi ikannya yaitu Kakap Putih, Mangrove Jack (bahasa lokalnya Labrangan), Kapasan, Baronang, Sembilang, Talang-talang, serta ada yang mendapatkan anakan Giant Trevally.
Selanjutnya ada spot Karang Maheso yang merupakan batuan mandi berjarak 500 meter dari lepas pantai Ujung. Spot ini bisa dijangkau menggunakan kapal dari muara Kali Ujung Negoro atau bisa dari Muara Kali Sambong, tapi lebih jauh. Sisi barat spot muara Kali Sombong merupakan wilayah pelabuhan Batang dan di sisi timur objek wisata Pantai Sigandu. Dermaga Batang memiliki karaksteristik berupa muara dengan tumpukan batu dan beton sedang, di sisi timur berupa muara dengan tumpukan batu urug.
Eksplorasi Pelabuhan Batang
Sore itu, kami mencoba mancing di Pelabuhan Batang dengan teknik casting dan negeg. Sebab kabarnya dua hari lalu, hasil casting-an dan Baronangnya sedang bagus. Sekitar jam 3 sore kami sudah berkumpul di pelabuhan. Saya, Umam, Adlan, Rifki, Jum’an, Adib, Edi dan Temon, tak menunggu lama kami menyiapkan tackle masing-masing. Kami membagi tugas, casting dan sebagian lagi negeg.
Sampai sekitar jam 5 sore hasil kurang memuaskan, hanya beberapa ekor Baronang saja yang didapat dari hasil negeg. Namun hal itu tak menyurutkan semangat kami, sampai akhirnya popper yang dimainkan Adib dihajar Barakuda. Strike! Adib dengan percaya diri melayani fight Barakuda hingga pertarungan dimenangkannya dan Barakuda berhasil dinaikkan. Tidak ada pertanda hasil akan membaik menjelang matahari terbenam dan kami putuskan untuk melanjutkan mancing besok pagi ke spot Karang Maheso dan Pantai Ujung Negoro.
Keesokan harinya, Minggu sekitar jam 7 pagi kami sudah berkumpul di Muara Kali Ujung Negoro. Kami transit dan menyebrang ke Karang Maheso dari Muara Kali Ujung Negoro agar lebih dekat. Sambil sarapan kami mengecek kembali dan menyiapkan alat-alat pancing kami. Suasana penuh semangat mencari sebuah sambaran mewarnai suasana pagi yang agak mendung itu.
Setelah semua siap, kami langsung naik ke atas perahu dan berangkat ke Karang Maheso. Perjalanan menggunakan perahu ke Karang Maheso dimanfaatkan Adlan untuk trolling. Mendekati jarak sekitar 100 meter dari karang terjadi sambaran hingga ril Adlan menjerit. Karena sudah yakin fish on, Adlan melayani fight sambil mengencangkan drag reel-nya.
Perlahan ikan dipaksa mendekat ke perahu dan ternyata seekor Barakuda yang menyambar umpannya. Dengan penuh semangat Adlan mengakhiri fight, dibantu oleh Edi seekor barakuda ukuran sedang bisa dinaikan ke atas perahu. Tak berapa lama kami sampai di Karang Maheso. Satu persatu kami turun dari perahu, pindah ke atas karang untuk mengambil posisi memancing. Beberapa orang langsung mencoba casting dan beberapa mencoba negeg. Strike kami hari itu diawali oleh Rifki yang strike Baronang Angin ukuran empat jari. Bagi mereka yang fokus casting, sambaran dari dalam laut belum juga dirasakan. Tapi semangat melemparkan lure andalan ke titik yang dianggap potensial terus dilakukan. Seperti di pertemuan arus dan di balik karang.
Popper, pencil, minnow kami lemparkan terus. Umam mencoba teknik yang sedang ramai diminati di Indonesia yaitu ultralight. Dia lemparkan softlure ke titik yang dianggap potensial. Tidak beberapa lama, strike. Fight dengan joran ultralight memang sangat mengesankan walau target ikan tidak besar, namun cukup menegangkan karena joran, ril, lure dan line yang digunakan berukuran kecil.
Dengan penuh semangat, Umam berhasil menyudahi pertarungannya dan seekor kerapu dengan size mini bisa berhasil dinaikkan. Kemudian saya dan Edi mencoba pindah ke titik yang lain. Saya mencoba casting, sedangkan Edi mencoba mencari titik-titik koloni Baronang. Saya memainkan minnow hingga seekor Giant Trevally kecil mengikutinya. Sayang tidak berhasil strike sebab ikan tidak mau menyambar minnow tersebut.
Sampai tengah hari sambaran ikan terasa sepi, termasuk Baronang tidak memakan lumut kami. Beberapa kali terlihat tenggakan ikan di kejauhan. Hal itu menambah semangat kami untuk melemparkan umpan. Sampai akhirnya minnow saya disambar seekor barakuda, dan strike! Tak lama ikan berhasil saya naikan karena selain ukurannya kecil, sambaran terjadi di jarak yang cukup dekat.
Sekitar pukul 14:00 WIB angin mulai teduh karena di daerah hulu terlihat awan begitu gelap. Angin semilir bergerak dari arah selatan membuat ombak menjadi lebih rata. Saya mengganti umpan menggunakan popper. Beberapa kali saya lemparkan popper dan akhirnya saya mendapatkan strike! Seekor ikan menyambar popper dan berusaha berontak namun belum terlihat ikan apa yang menyambar.
Ril saya gulung, ikan pun makin dekat, mulai nampak, ternyata seekor ikan Talang-talang yang menyambar popper itu tadi. Dengan hati-hati ikan tersebut saya naikkan ke atas karang dan menambah jumlah hasil pancing kami.
Menjelang akhir waktu mancing sore itu, kami mengganti seluruh umpan buatan menggunakan tipe top water, baik popper yang sudah digunakan maupun model pensil. Beberapa kali terjadi sambaran. Salah satunya Edi, umpan pensilnya disambar ikan namun belum berhasil strike. Kemudian disusul popper milik Adlan yang juga disambar, tapi hasilnya nihil. Sampai akhirnya poppper saya disambar untuk kedua kalinya dan strike!
Ikan Talang-talang terlihat jelas melumat popper tersebut. Pertarungan pun tidak berlangsung lama sebab ikan memang lebih kecil daripada yang didapat sebelumnya. Talang-talang kedua berhasil dinaikkan ke atas karang. Tak berapa lama kemudian giliran popper Adlan yang disambar ikan. Rupanya gerombolan Talang-talang sedang lapar-laparnya waktu itu. Adlan langsung menaklukkan perlawanan ikan dengan penuh semangat, ikan pun sukses diamankan.
Tidak terasa sudah pukul 4 sore, perahu jemputan sudah merapat di pinggir karang. Karena sambaran ikan juga mulai sepi, kami akhirnya memutuskan untuk meyudahi kegiatan mancing hari itu. Kami bergegas naik ke atas perahu dan pulang. Kami cukup puas dengan hasil mancing hari itu walau target Baronang dengan ukuran besar belum berhasil kami dapatkan. –Risqon