Malam hari menjadi waktu yang tepat untuk memancing Sidat karena Sidat merupakan golongan hewan nokturnal. Namun tidak dipungkiri dalam satu spot, aktivitas Sidat juga berbeda dari umumnya. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa faktor seperti kapan Sidat keluar dari sarangnya, umpan apa yang kerap menjadi santapannya serta kontur dari spot itu sendiri. Biasanya berupa sungai dengan kontur bebatuan, pasir, tanah dengan kedalaman variatif. Dari masing-masing karakteristik spot tersebut, kita bisa menilai besar dan kecilnya ukuran Sidat. Sidat berukuran besar lebih banyak ditemukan di aliran sungai utama dengan karakteristik bebatuan dalam (kedung). Sementara Sidat berukuran kecil hingga sedang banyak ditemukan di berbagai aliran sungai selama keadaan air tersebut masih tawar. Sidat sangat menyukai bau amis dari mangsanya. Umpan berupa embrio unggas (bebek/ayam) jadi favorit selain cacing, katak kecil, anak ayam, belut atau ikan sisik hidup. Pengaruh cuaca juga jadi kendala ketika mancing. Ketika cuacanya dingin dan terang bulan, Sidat akan lebih sulit untuk memangsa umpan.

Persiapan peranti menjadi hal utama sebelum menargetkan ukuran Sidat yang akan dipancing. Sebab, Sidat terkenal memiliki perlawanan kuat dengan tubuhnya yang bisa tumbuh besar utama, ukuran L-XL (untuk target Sidat kecil), ukuran XXL (target Sidat kecil dan sedang), lalu joran berat XXXL (untuk ikan jumbo). Sementara kail, direkomendasikan memakai ukuran jumbo. Selain ukuran Sidat, kondisi spot (arus) juga menjadi faktor penyesuaian penggunaan senar, kili-kili dan bandul pemberat. – Hafid Ibra

Similar Posts