Pesisir Pantura Berlimpah Barra

Pesisir Pantura Berlimpah Barra

Bagikan:

Wilayah di bibir pantai utara (pantura) jawa yang membentang dari anyer hingga panarukan menyimpan beragam potensi sumber daya alam, khususnya perikanan. ekosistem laut di sepanjang pantura tersebut terdiri dari perairan berkarang dangkal hingga wilayah payau nan potensial yang tersusun secara sistematis.

Secara sistematis pula, susunan ekosistem tersebut membentuk sebuah habitat bagi ikan-ikan predator tepian pantai. Kakap Putih (Barramundi), salah satunya, merupakan predator yang kerap mengusik kehidupan fauna kecil dan memiliki predikat target pancing yang prestisius di pesisir utara Jawa. Potensi besar Barramundi ini tidak terkecuali terdapat di Cirebon, Jawa Barat.

Area bebatuan pemecah ombak (breakwater) merupakan salah satu lokasi mancing terbaik untuk target ikan kakap putih (barramundi) di wilayah pantai utara Jawa. barramundi kerap mendiami dinding-dinding bebatuan yang tergenang air untuk memakan ikan-ikan serta lumut yang menempel di batu.

Cirebon, di mata masyarakat umum terkenal sebagai kota penghasil udang terbesar sejak zaman kolonial. Siapa tak kenal terasi udang, kerupuk udang hingga berbagai olahan makanan lain yang menggugah selera makan. Namun, Cirebon tidak hanya eksis sebagai produsen udang. Seolah mewakili ciri khas pantura pada umumnya, berbagai spot mancing di tepian pesisir Cirebon seperti sungai-sungai, tambak, perairan bakau, dermaga hingga kawasan pemecah ombak (breakwater) kerap dipenuhi para pemancing di akhir pekan.

Barramundi berukuran jumbo didapatkan oleh Dede, pemancing asal Cirebon, Jawa Barat.

Para pemancing berbondong-bondong mendatangi area potensial dengan beragam teknik mancing yang digunakan, mulai secara tardisional dengan mengaitkan umpan hidup berupa udang atau ikan-ikan kecil (belanak atau bandeng) ke kail, maupun modernisasi umpan artifisial (lure). Besarnya potensi yang ada di bumi Sunan Gunung Jati memaksa penduduknya untuk lebih aktif berkegiatan di pesisir sehingga merangsang perkembangan kegiatan penangkapan ikan (mancing) di sana.

Salah satu spot Baramundi potensial ada di pesisir timur kabupaten Cirebon yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Para pegiat mancing di sana tenar menyebutnya spot Barramundi Bendungan. Sesuai dengan namanya, spot ini merupakan sebuah wilayah perairan laut yang sengaja dibendung serta dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bertani garam.

Pada beberapa wilayah di lepas wilayah tambak, terdapat tumpukan batu pemecah ombak dengan sedikit bangunan semi permanen yang kerap digunakan oleh para pemancing untuk berburu Barramundi. Untuk bisa menuju lokasi ini, pemancing harus mengeluarkan biaya sewa kapal yang mengantarkannya menuju spot yang diinginkan dengan biaya relatif 10-20 ribu rupiah.

Potensi spot Bendungan menjadi magnet kuat yang menarik para pemancing untuk datang dari berbagai lokasi, baik dari Cirebon sendiri maupun dari luar kota. Hinomiya, salah satu produsen alat pancing asal Jakarta pernah mengadakan kegiatan mancing bersama para pemburu Barramundi dari berbagai wilayah di pantura dengan tajuk ‘mancing Barramundi Bersama Hinomiya’ pada awal 2017 silam.

Kendala yang kerap menghampiri kala menyambangi spot Bendungan adalah surutnya air laut, dimana kondisi ini membuat beberapa pemancing kesulitan untuk menuju dan kembali dari spot karena kapal yang kandas.

Tidak hanya Bendungan, spot lain macam Pelabuhan Cirebon, Rawa Urip, Sungai Tawangsari, Jembatan Bondet, Kali Bangka, PLTU Kanci Cirebon, Bendungan, Ender, Bendungan Grogol, Bendungan Pintu 17, Muara Kali Tangkil (mukatil), Muara Kalijaga (mukaja), Jongkeng adalah nama-nama yang punya potensi sama di wilayah karisidenan Cirebon.

Sebagian pemancing di Pantura Jawa lebih cenderung menggunakan peranti tradisional dengan umpan udang putih guna memancing Barramundi. Langkah ini dianggap lebih efektif karena ikan akan lebih cepat didapatkan dibanding menggunakan lure. Sebab umpan alami (udang) lebih berkarakter terhadap selera makan sang Barra. Sementara lure, biasa digunakan pada siang hari untuk mendapatkan sensasi sambarannya.

Karakteristik Barramundi
Tidak berlebihan jika menyebut Baramundi sebagai ikan hebat. ikan ini mampu hidup di berbagai kondisi perairan, mulai air asin, payau hingga air tawar. Barramundi disebut juga hewan Katadromous, yaitu walau dilahirkan dari induk yang menetaskan telur di air asin (laut), Barramundi justru tumbuh berkembang dan menghabiskan masa dewasa di perairan payau hingga jauh ratusan meter ke darat dari bibir muara.

Setelah masa memijah, ikan ini kembali lagi untuk menetaskan telurnya di laut pada rentang kadar garam dari 0 – 40 ppt (angka toleransi salinitas 30-32 ppt). Ikan Kakap Putih bertelur pada saat bulan purnama dengan pertanda- kilau pada kulit mereka yang akan terlihat warna-warni dalam air selama masa mijah terjadi. Dalam satu musim, Barramundi betina sanggup menghasilkan sekitar 32 ribu telur.

Barramundi hasil tangkapan trip kali ini.

Lebih spesifik, Barramundi gemar mendiami wilayah tepian batu pemecah ombak, pepohonan yang rubuh atau sudah tumbang, guguran bebatuan, patok-patok bambu serta palung dasar sungai/muara (wadas) dan biasanya ada pada kedalaman 1,5 meter ke atas permukaan.

Barramundi merupakan tipe ikan yang sensitif dan serba pilih-pilih dalam menyantap target makanan. Tidak seperti ikan lain yang langsung menyergap, Barramundi cenderung mendekati target secara perlahan, mengulum dengan sepenuh rasa lalu ditelan masuk ke pencernaan jika targetnya tersebut terasa aman untuk disantap.

Hal ini menjadi tantangan bagi pemancing ketika berburu Barramundi, sebab kesabaran ekstra memang sangat diperlukan. Ketika menggunakan teknik ngoncer umpan udang, getaran ketika ada ikan yang menyantap umpan akan terasa pada gagang joran. Penentuannya ada pada momentum ini. Jangan pernah terburu-buru menyentak jika tidak ingin mendapatkan hasil yang nihil. –Rico Prasetio

Bagikan:
Chat