Slow Pitch Jigging; Bagaimana Potensi Pengaplikasiannya Di Indonesia?

Slow Pitch Jigging; Bagaimana Potensi Pengaplikasiannya Di Indonesia?

Bagikan:

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknik mancing slow pitch jigging merambah luas ke berbagai pegiat mancing di tanah air. Teknik mancing dengan peranti lebih ringan dari teknik jigging ini, dinilai memiliki keefektifan rate strike dengan energi dan peranti yang berbanding lebih ringan.

Pemancing profesional asal Jepang, Yo Kido, tengah meedukasi pengaplikasian teknik mancing Slow Pitch Jigging di hadapan para pemancing yang hadir di workshop Slow Pitch Jigging, di Raja Kuring Restoran, Jakarta (17/1).
Pengembangan teknik jigging ini dinilai sangat cocok diaplikasikan di perairan dalam seperti yang banyak berada di laut bumi pertiwi. (dok: SAHABATMANCING/Heksa R.P)

 

Dalam sebuah seminar yang digagas oleh komunitas pemancing yang concern di teknik slow pitch jigging, pemancing profesional asal Jepang, Yo Kido, memaparkan langsung bagaimana teknik ini begitu efektif digunakan meski buruan yang ingin dituju adalah ikan berukuran monster.

Menurut Yo Kido, teknik slow pitch jigging terilhami dari tiga karakteristik pergerakan ikan yang biasa menggugah keberadaan predator pemangsa. Pertama adalah karakteristik mangsa ikan sehat (terus bergerak), kedua ikan yang dalam kondisi lemas (berenang gontai) dan terakhir ikan yang tidak berdaya (bergerak mengapung).

Kemudian ketiga karakteristik ini pula dinilai sangat cocok digunakan untuk memburu predator bawah air seperti Kerapu, Amberjack, dan Tuna. “Masing-masing predator berbeda-beda pilihan mangsanya, kalau Tuna suka mangsa yang sehat, kalau Kerapu pilih mangsa yang tidak berdaya, kalau Amberjack diantara keduanya. Jadi mereka juga pilih-pilih kalau ingin makan, ada yang mengejar, ada yang slow, ada juga yang sergap saat mangsa tidak berdaya,” ujar Yo Kito kepada khalayak yang hadir, (17/1).

Lebih lanjut untuk itu, dasar slow pitch yang perlu diperhatikan adalah action dari metaljig yang digunakan. Kombinasi antara action fast jig untuk menarik perhatian ikan, dan slow jig sebagai target umpan untuk predator menyergap, menjadi bumbu rahasia meningkatnya rate strike teknik mancing ini.

Salah satu pemancing yang berhasil menjajal teknik slow pitch jigging di perairan adalah Koko Sugiantoro. Pemancing kawakan asal Jakarta ini membuktikan sendiri keampuhan menaikan monster-monster laut seperti Doogtooth Tuna 70 kg dan Eskolar 40 kg saat menjalani trip mancing di Perairan Aceh Utara pertengahan Januari lalu.

Hasil tangkapan Pakde Joko yang berhasil mendaratkan Doggtooth Tuna dan Eskolar ukuran monster saat trip di perairan Aceh Utara pertengahan Januari kemari, (Dok/Pakde Joko)

“Saat saya coba beli peranti slow pitch jigging untuk mancing ke Aceh memang along (hasilnya bagus). Teknik ini memang enak sekali untuk main (mancing) di (air) kedalaman. Walaupun belum terlalu familiar, saya rasa memang teknik ini cocok untuk diaplikasikan di Indonesia yang banyak perairan dalam,” ujar Joko kepada SahabatMancing.com, (17/1).

Lebih lanjut ia menambahkan, kendati tantangan menggunakan slow pitch jigging ada pada penggunaan peranti ukuran kecil, namun hal itu menurutnya menjadi sebuah tantangan bagi para pemancing untuk menyesuaikan ukuran peranti dengan kondisi spot dan juga target ikan yang diburu.

“Tantangannya ada pada PE nya yang kecil. Karena saya kemarin pakai PE 2, panjang gak masalah. Catatan saya, bagi para pemancing yang mau pakai teknik ini penggunaan joran slow pitch dengan PE nya harus disamakan,” tambah pria yang akrab disapa Pakde Joko itu.

Ia pun mencontohkan penggunaan joran slow pitch berkekuatan PE 4 itu lebih baik menggunakan senar PE 2 dan diisi penuh di ril. “Sama seperti PE 3 isinya 1200 meter, kalau ikan lari 500 meter itu akan kembali. Untuk naikin monster juga gak masalah, aman,” tutupnya.

Bagikan:
Chat