Rumponisasi Membantu Nelayan Korowelang

Rumponisasi Membantu Nelayan Korowelang

Bagikan:

Pesisir pantai Korowelang, Kendal, Jawa Tengah kerap dijadikan lokasi mancing oleh para pemancing dari dalam maupun luar kota Kendal. Target ikan penghuni karang seperti Kakap Putih (Barramundi) menjadi spesies yang kerap ditemui di spot-spot berkontur karang dan rumpon ikan.

Seorang nelayan sedang menyiapkan rumpon dari bangkai perahu dan tumpukan tiang bangunan untuk dilepaskan di Pantai Marina, Semarang, Minggu (27/3). Rumponisasi dilakukan oleh para pemancing di pesisir pantai Utara Jawa guna memudahkan mereka dan nelayan sekitar mencari ikan. Foto: Rico Prasetio
Seorang nelayan sedang menyiapkan rumpon dari bangkai perahu dan tumpukan tiang bangunan untuk ditenggelamkan di Pantai Marina, Semarang, Minggu (27/3). Rumponisasi dilakukan oleh para pemancing di pesisir Pantai Utara Jawa guna memudahkan mereka dan nelayan sekitar mencari ikan. Foto: Rico Prasetio

Mulyono (45), nelayan yang juga pemilik kapal mancing di Korowelang mengatakan, lokasi mancing berupa rumpon di sana hanya berjarak sekitar ½ mil dari darat. Mayoritas rumpon-rumpon tersebut merupakan milik para pemancing baik komunitas maupun pribadi yang kerap mendatangi Korowelang. “Biasanya nelayan/pemilik kapal di sini hanya merawat rumpon mereka,” jelasnya saat dihubungi via telepon, Rabu (14/9).

Rumpon Kakap diletakkan di sekitar pesisir pantai dengan kedalaman air berkisar 6-7 meter. Peletakkan pada kedalaman tersebut dilakukan mengingat Barramundi merupakan spesies ikan yang berhabitat dari kawasan muara hingga pesisir laut (air payau) dengan kedalaman rendah. Selain rumpon, Kakap Putih juga bisa ditemukan di pesisir dengan kontur dasar karang. “Sementara spot bakau di Korowelang jarang dimanfaatkan untuk memancing karena kondisi airnya dangkal,” lanjut Mulyono.

Setiap akhir pekan, Mulyono mengaku kawasan Korowelang selalu ramai didatangi pemancing dari Kendal, Semarang, Magelang hingga Purworejo. Trip mancing biasanya dimulai dari pukul 05:00 WIB sampai 16:00 WIB menggunakan perahu kapasitas 5-6 pemancing. “Biaya sewa tergantung jauh atau dekatnya spot, kalau berjarak 30 menit dari darat berkisar 600 ribu/hari,” katanya.

Walau rumpon-rumpon di Korowelang mayoritas merupakan milik para pemancing, namun nelayan/pemilik kapal di sana diberikan kebebasan untuk mendapatkan ikan. Kondisi tersebut membantu mereka ketika cuaca sedang buruk dan tidak perlu lagi mencari ikan ke tengah laut. “Dengan adanya rumpon pinggir juga membantu nelayan untuk menjaring ikan di sekitaran rumpon yang ada,” ungkap Setyo, seorang pemancing asal Semarang, Jawa Tengah.

Setyo menyebutkan bahwa dengan adanya rumpon, ikan-ikan kecil seperti Kedoan, Tigowojo, dll akan dengan mudah didapatkan. Target ikan lainnya yang menjadi target para pemancing di Korowelang adalah Tenggiri dan Talang-talang. Ikan tersebut ketika datang musimnya selalu menjadi primadona bagi pemancing.

“Ada 4 spot di Korowelang, Karang Menoro, Rome-rome, Tandes & Tonggak Kapal. Ada juga rumpon umum, yang dibuat oleh pemerintah daerah pada 10 tahun yang lalu,” tambah Setyo. Keberadaan rumpon memang bisa dijadikan ‘alat pembantu’ bagi para pemancing karena secara tidak langsung mereka membuatkan rumah baru bagi ikan.

Rumponisasi di kawasan Pantai Utara Jawa menjadi hal yang kerap dilakukan oleh para pemancing maupun komunitas dari berbagai daerah di pesisir. Aktivitas ini juga rencananya akan menjadi bahan diskusi serta sharing dari pemancing-pemancing dari Semarang pada pagelaran pameran alat pancing Indonesia Fishing Tackle Exhibition 2016 di Gandaria City, Jakarta Selatan pada hari ke-3, Sabtu (17/9). – RPS

Bagikan:
Di-tag pada:
Chat