Lestarikan Ikan Lokal; WWI Semarang Restocking Ikan Melem dan Tawes

Lestarikan Ikan Lokal; WWI Semarang Restocking Ikan Melem dan Tawes

Bagikan:

Pegiat Lingkungan yang tergabung dalam Wild Water Indonesia (WWI) chapter Semarang melangsungkan kegiatan penebaran benih (restocking) ikan Melem dan Ikan Tawes, di kali Ringin Lanjan, Semarang, (5/8). Kegiatan ini diinisiasi sebagai langkah pelestarian ikan-ikan lokal yang terancam punah oleh praktik destruktif dan tercemarnya ekosistem sungai oleh sampah maupun limbah.

Pegiat lingkungan WWI chapter semarang bersama perangkat desa Lajan melakukan kegiatan penebaran benih ikan Tawes dan ikan Nilem di aliran kali Ringin, kecamatan Sumowono, Semarang, (5/8). (Dok/WWI Semarang)

Bersama masyarakat Desa Lanjan, kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang dan komunitas BMTM Marginal Fishing, WWI Semarang menebar sekitar 5000 ekor ikan Tawes dan Melem di sekitar hulu kali Ringin. Tidak hanya sekadar melepas liarkan benih ikan, seluruh pihak yang terjun dalam kegiatan ini juga turut membesihkan bantaran kali Ringin dari sampah-sampah dan juga endapan lumpur yang menghadang laju aliran sungai.

Ketua WWI Semarang, Margiyanto mengungkapkan jika kegiatan restocking ini merupakan jawaban atas keprihatinan pihaknya atas kondisi ikan-ikan endemik air tawar Indonesia khususnya di Semarang yang sudah menuju ambang kepunahan. Menurutnya, maraknya praktik perusakan lingkungan seperti penggunaan setrum, kegiatan penangkapan yang berlebihan (over fishing) hingga tercemarnya sungai, menjadi biang keladi menyusutnya populasi ikan endemik di kali Ringin.

“Kami mulai dari mengamati spesies-spesies ikan endemik yang tersisa. Di wilayah mana spesies ikan yang mulai punah, maka kita akan memindah spesies endemik tersebut ke daerah yang sudah mulai punah, baik dgn cara memancing atau membeli bibit-bibit dari daerah lain,” ujar Margianto kepada SahabatMancing.com, (7/8).

Aksi bersih-bersih sungai yang dilakukan oleh WWI Semarang bersama warga dan perangkat desa Lajan di aliran Kali Ringin, Semarang.

Lebih lanjut, tak hanya sembarang menebar benih, pria yang akrab disapa Marget ini juga menjelaskan bila pihaknya memperhatikan karakterisik dan riwayat ikan endemik yang akan disebar ke sungai-sungai alam yang dituju.

“Sebelumnya juga kami sudah menebar sekitar 40 ekor indukan Mahseer. Pada intinya kami tidak sembarang menebar ikan yang bukan pada habitatnya. Kami sangat melarang penebaran ikan jenis predator murni yang dapat mengancam eksistensi ikan-ikan endemik,” tambahnya.

Kemudian sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, selepas aksi bersih-bersih sungai dan melepas liarkan ikan lokal, WWI Semarang juga langsung memasang baliho dan spanduk peringatan bagi masyarakat yang berisi larangan pencemaran lingkungan dan aksi illegal fishing sesuai UU No.31/2014 dan UU No.45/2009 tentang perikanan.

“Selain itu, kami juga merangkul oknum-oknum yang menangkap ikan dengan cara yang merusak lingkungan seperti; setrum, racun dan bom ikan. Kami sadarkan dan kami ajak bersama-sama untuk menjaga kelestarian sungai demi kebaikan mereka juga dan masyarakat luas,” tutur Marget.

Kedepan ia kembali akan melakukan kegiatan serupa dengan penanaman pohon di sekitar bantaran sungai untuk memperkuat struktur tanah di sekitar tepian sungai.

Bagikan:
Chat