Diplomasi Prefentif Komunitas 7F dan WWI Kalsel Tangkal Illegal Fishing

Diplomasi Prefentif Komunitas 7F dan WWI Kalsel Tangkal Illegal Fishing

Bagikan:

Wild Water Indonesia (WWI) region Kalimantan Selatan (Kalsel) bersinergi bersama komunitas mancing Fishing 7F, mesosialisasikan perihal pelarangan illegal fishing di tengah-tengah masyarakat, Minggu (8/10). Sebuah spot mancing yang berada di Desa Salimuran Kabupaten Tanah Bumbu, menjadi titik fokus diselenggarakannya berbagai kegiatan mulai dari silatuhrami kepada masyarakat, pemasangan spanduk ‘Stop illegal fishing’, hingga ditutup dengan menebar ratusan benih ikan konsumsi di lokasi tersebut.

Komunitas Mancing Fishing 7F tengah mesosialisasikan kampanye Stop Illegal Fishing di hadapan masyarakat di Desa Salimuran, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. (Dok/7F)

Agenda rutin WWI Kalsel untuk memerangi praktik illegal fishing kali ini lebih kepada pendekatan dan dialog kepada masyarakat langsung. Spot mancing yang terletak di dekat pemukiman, menjadi latar belakang diberdayakannya peran masyarakat sebagai garda terdepan untuk meredam perusakan ekosistem sungai melalui aksi penangkapan ikan secara ilegal.

Menurut Dhian Suriana, selaku Relawan WWI chapter Kalsel, ralam rangka kegiatan pelestarian lingkungannya, pihak lebih mengutamakan pendekatan dengan masyarakat. Bersama komunitas 7F, WWI Kalsel tak melulu menebar himbauan kepada masyarakat semata, tapi juga merangkul warga sampai melakukan aksi sosial dengan melakukan penebaran benih ikan konsumsi di Desa Salimuran.

“Kebetulan ada teman-teman dari komunitas mancing yang berkordinasi untuk kegiatan pelestarian lingkungan. Sosialisasi tentang illegal fishing ini sangat perlu, mengingat masyarakat kerap bersentuhan langsung dengan oknum atau pelaku aksi penangkapan ikan secara ilegal. Masyarakat juga menjadi korban karena dampaknya bisa langsung terasa terhadap mata pencaharian mereka,” ujarnya kepada SahabatMancing.com, Senin (9/10).

Penebaran benih dilakukan oleh Komunitas Fishing 7F di sela-sela sosialisasi Illegal Fishing di hadapan warga desa.

Lebih lanjut ia menyambungkan, selama ini pula masyarakat tidak berani ambil tindakan dengan pelaku karena bisa membahayakan diri akibat adanya chaos dengan si pelaku. Tak ayal lewat kegiatan dari WWI Kalsel dan komunitas 7F, masyarakat sangat responsif dan antusias untuk ikut menyuarakan aksi Stop Illegal Fishing.

“Tidak hanya masyarakat, bahkan Nelayan setempat juga meminta langsung spanduk Stop Illegal Fishing untuk dipasangkan di kapal mereka. Langkah ini menjadi ungkapan rasa kekesalan Nelayan akibat tambak dan budidaya ikan mereka rusak karena penggunaan setrum, racun dan bom ikan yang tak berkesudahan,” tambahnya.

Dhian memang tak memungkiri jika pelaku penangkapan ikan dengan cara merusak seperti itu datang dari oknum-oknum Nelayan dan masyarakat itu sendiri. Umumnya paling banyak mereka menggunakan praktik setrum dalam menangkap ikan. Sehingga biota ikan mulai dari ukuran besar sampai yang paling terkecil pun bisa mati terkena sengatan listrik. Hal inilah yang dinilai bisa merusak ekosistem dan mata rantai siklus hidup ikan.

WWI Region Kalsel tengah memasang spanduk Stop Illegal Fishing di salah satu kapal Nelayan di Danau Riam Kanan Kalimantan Selatan. (Dok/Dhian Suriana)

Untuk itu ia berharap kawan kawan WWI dan komunitas mancing dalam menanggulangi aksi illegal fishing yang masih kerap terjadi di berbagai tempat. “Kami berharap ada tindakan resmi pemerintah untuk terjun langsung ke lapangan memberangus para pelaku illegal fishing. Selama ini kami bertindak atas dasar laporan dari masyarakat juga. Rencana kami juga akan undang WWI Nasional untuk turut serta sosialisasi dan mendorong kepada pemerintah untuk ikut ambil bagian,” tutupnya.

Bagikan:
Chat