BMKG: Waspadai Ombak Tinggi Di Selatan Jawa Sampai Agustus

BMKG: Waspadai Ombak Tinggi Di Selatan Jawa Sampai Agustus

Bagikan:

 

Jakarta, SAHABATMANCING.COM – Memasuki akhir bulan Juli 2018, laut Samudera Hindia kembali bergemuruh dengan ombak tinggi yang menerpa garis pantai selatan Jawa. Alunan ombak tinggi hingga 6 meter ini juga menelan korban di dua wilayah yang berbeda, pertama di Jember kedua di Binuangan Banten. BMKG menegaskan bila ombak besar di laut selatan Jawa berkaitan dengan siklus angin timur yang hadir setia bulan Juni-Agustus.

Tampak terjangan ombak deras dan gelombang besar yang menerpa pantai selatan Jawa dalam sepekan terakhir. BMKG mencatat bila gelombang tinggi di laut Samudera Hindia ini berkaitan dengan musim angin timur yang akan terjadi sampai bulan Agustus mendatang. (Dok/Dewi Samingoen)

Kamis, 19 Juli 2018 terjadi dua peristiwa kapal karam yang hampir bersamaan di dua wilayah yang berbeda. Pertama di Binuangen, Banten, sebuah kapal yang mengangkut rombongan mahasiswa peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) celaka setelah diterpa ombak pada pukul 14:10 siang waktu setempat.

Beruntung 20 anggota peneliti IPB berhasil selamat, namun dua abk yang menjadi juru masak menjadi korban. Dikabarkan rombongan peneliti yang menaiki KM Orange ini, baru saja menjalani kegiatan bertajuk ’28th Field Course, Conservation Biology and Global Health’ di Pulau Tinjil sejak 30 Juni lalu. Selain KM Orange, menurut warga setempat juga terdapat kapal nelayan yang mengalami nasib yang sama namun korban masih belum ditemukan.

Peristiwa kedua terjadi di pantai Plawangan Puger, Jember. Kapal nelayan yang mengangkut 21 abk terjungkal setelah digulung ombak besar pada pukul 08:15 waktu setempat. Dalam video amatir yang beredar di dunia maya, terlihat kapal nelayan dengan nama lambung Joko Berek ini hendak merapat ke bibir pantai. Namun tanpa diduga ombak besar mengubah haluan kapal hingga tersapu gelombang dari arah samping.

Dari data Badan Nasional Penanggulana Bencana (BNPB) tercatat dari 21 awak, 9 diantaranya berhasil selamat, 5 orang meninggal dan 7 korban dinyatakan hilang. Peristiwa kapal Joko Berek ini menambah deret panjang kecelakaan kapal nelayan yang kerap terjadi di Plawangan Puger.

Detik-detik kapal nelayan yang karam di terjang ombak tinggi di pantai Plawangan Puger, Jember (19/7).

Siklus Angin Timur

Menurut Dr. Andri Ramdhani selaku Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Meteorologi Maritim, bila ombak besar yang mendera laut selatan Jawa dalam sepekan terakhir ini berkaitan dengan siklus musim angin timur yang datang setiap periode Juni-Agustus. Andri menerangkan intensitas gelombang tinggi di samudera Hindia memang meningkat setiap tahunnya pada bulan bulan-bulan tersebut.

Penyebabnya karena Australia sedang terjadi musim winter. Di sana tekanan udara sedang meninggi, sehingga menghasilkan angin kencang ke arah Asia termasuk Indonesia. Kondisi seperti ini lumrah terjadi setiap tahunnya dan intensitasnya akan menurun pada September mendatang,” ujar Andri kepada SahabatMancing.com, (20/7).

Lebih lanjut, meski begitu ia menggarisbawahi bila faktor yang menyebabkan gelombang besar di laut Jawa bukan berasal dari angin, namun melainkan dari alunan (swell) gelombang Samudera Hindia yang sudah terbentuk dari benua Australia.

“Samudera Hindia itu kan luas, jadi sangat memungkinkan gelombang untuk ter-develop dengan sempurna. Hal ini bisa kita lihat dari gulungan ombak besar yang terjadi secara terus menerus. Kalau dari angin itu hanya sesaat,” tambahnya.

Melihat kondisi intensitas gelombang yang masih akan terus meninggi dalam sepekan kedepan, untuk itu Andri memberi catatan bagi pemancing dan nelayan untuk menunda rencana melaut dalam waktu dekat. Menurutnya gelombang setinggi 4-6 meter masih akan terus menerpa perairan selatan Jawa mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Jawa Timur bahkan hingga selatan Bali.

Apalagi selama masa air pasang maksimum, penduduk di sekitar pesisir pantai juga patut waspada mengingat gelombang juga bisa menerjang daratan lebih jauh.

Bagikan:
Chat