Sukoharjo, SAHABATMANCING.COM – Mancing menjadi salah satu kegiatan luar ruang yang mampu membuang penat dan menyegarkan pikiran. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi besar akan hasil pancing, baik di laut, maupun perairan di daratan. Spesies ikan yang ada di Indonesia juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya lele.
Walau secara umum mudah ditemukan di empang-empang pemancingan, sungai, maupun lokasi-lokasi liar, namun di salah satu lokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah bernama Sendang Ki Truno Lele, ikan tersebut dilarang untuk dipancing.
Masyarakat sekitar meyakini bahwa lele-lele di sana merupakan milik ‘penguasa’ Sendang Lele. Mereka percaya lele keramat itu, apabila ada masyarakat atau pengunjung yang berani untuk memancing bahkan mengambilnya, maka akan ditimpa bencana.
Guna menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, pihak pengelola sendang memberlakukan ancaman pidana atau denda sebesar 6 juta rupiah. “Ada yang mengganggu, ada yang memancing, ada yang mengambil kalau sampai ketahuan warga dikenakan denda atau dipidana,” ujar Mbah Kijo, sesepuh desa setempat seperti dikutip kompas.com.
Ia melanjutkan jika sekarang lele alami hanya tinggal tiga. Sementara lele lainnya sengaja ditambahkan ke dalam kolam. Namun tetap saja ikan lele di sendang ini tidak boleh diambil atau dipancing.
“Ikan lele yang ada di Sendang Ki Truno Lele ini dulunya muncul secara alami dari dalam bumi dan jumlah lelenya banyak sekali,” ujar Mbah Kijo dengan bahasa Jawa krama.
Tempat Kramat
Sendang ini juga banyak didatangi orang dari berbagai penjuru daerah. Mereka kebanyakan datang untuk mengambil air dari pancuran yang ada di samping kolam. Sebenarnya tidak ada mitos atau keyakinan tertentu mengenai air itu.
Namun air di Sendang Ki Truno
Lele memang bersih. Jika sumber air lainnya biasanya bercampur kapur, maka di sini airnya jernih. Biasanya pengunjung paling banyak datang ketika malam satu suro.
Sendang Lele berlokasi di Dusun Baseng, Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dari Kota Sukoharjo, jarak tempuhnya sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih setengah jam.
Guna semakin memunculkan identitas sendang ini, masyarakat setempat telah membangun kolam khusus dengan patung lele di tengahnya.
Tidak ada ritual khusus yang ditujukan bagi pengunjung. Namun ada satu aturan, yakni dilarang mengenakan pakaian berwarna hijau gadung karena menyerupai pakaian yang dikenakan penguasa sendang.
Sementara itu di kawasan sendang juga terdapat situs peninggalan sejarah. Diyakini di sinilah dahulu Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I menyusun strategi perang melawan kolonial Belanda. Di Sendang Lele ini ia turut dibantu oleh Ki Truno. Oleh karena itu, Sendang Lele ini juga kerap disebut Sendang Ki Truna Lele. Selain itu, Sendang Lele yang berada di kaki Gunung Gajah Mungkur ini juga berdekatan dengan destinasi wisata Sukoharjo lain, yakni Gunung Sepikul dan Batu Seribu. (RPS)
