MM: Pelopor Komunitas dan Eksistensi

MM: Pelopor Komunitas dan Eksistensi

Bagikan:

Memasuki milenium kedua, geliat mancing nusantara memasuki era baru. Perkembangan kegiatan mancing terlihat jelas dari kian banyaknya komunitas-komunitas yang lahir mewadahi para pemancing. Beragam atribut semisal seragam berbentuk jersey jadi identitas para punggawa dalam menampilkan eksistensi komunitasnya. Namun langgengnya sebuah komunitas tak hanya bisa dilakukan dengan berkegiatan mancing. Sebuah komunitas juga harus bermanfaat, baik bagi anggotanya maupun pemancing lain.

Komunitas Mancing Maniac salah satunya. Komunitas yang berbasis di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ini merupakan salah satu pelopor sebelum kian merebaknya beragam komunitas
mancing di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Berbagai upaya dilakukan guna mempertahankan eksistensinya hingga kini. Apa saja upaya yang dilakukan tersebut baik untuk
mempertahankan eksistensi, hubungan antar komunitas maupun kepedulian terhadap alam? Simak wawancara kami dengan pembina Mancing Maniac, H. Bisri Zaeni berikut ini:

Bagaimana awal mula terbentuknya Mancing Maniac?
Terbentuknya Mancing Maniac bermula dari banyaknya peminat mancing di daerah Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Cilacap, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, dimana mereka masih merasa tertumbuk akal dalam melakukan eksplorasi mancing ke spot baru, baik freshwater maupun di laut. Tidak adanya wadah dalam berdiskusi antar
pemancing pun memperkuat alasan pembentukan sebuah wadah baru. Atas inisiatif Bapak H. Dahri Rakhman pada bulan Oktober 2010 dibentuklah Mancing Maniac yang juga dibarengi dengan pembentukan fanpage di sosial media (Facebook). Usai dibentuk, rupanya antusias pemancing khususnya di sosial media begitu tinggi. Sehingga seiring berjalannya waktu, Mancing Maniac mampu melebarkan keanggotaannya ke berbagai wilayah.

Apa upaya yang dilakukan guna mempertahankan eksistensi Mancing
Maniac hingga saat ini?

Guna mempertahankan eksistensi di dalam Mancing Maniac, Pak Dahri mengangkat beberapa anggota menjadi admin grup di sosial media yang bertugas memperlancar komunikasi Mancing Maniac dengan para anggotanya. Sebab, interaksi sebuah grup/komunitas mancing tidak selamanya menjadi tugas ketua atau pengurus, namun seluruh anggota juga harus interaktif di setiap forum diskusi yang dilakukan. Karena beragaman yang ada, setiap postingan atau diskusi dilakukan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, benar dan santun. Sehingga anggota yang dari luar Jawa bisa nyaman berinteraksi bertukar ilmu memancing maupun bertukar pengetahuan spot-spot mancing potensial. Di kanal sosial media Mancing Maniac, pengurus juga melarang anggota yang bergabung melakukan kegiatan jual-beli guna meminimalisir resiko yang tidak diinginkan. Kami membebaskan anggota melakukan jual-beli namun di kanal berbeda.

Bisa dibilang Mancing Maniac salah satu pelopor lahirnya beragam komunitas mancing di Jawa Tengah dan sekitarnya. Bagaimana komentar anda?
Kami bersyukur jika Mancing Maniac jadi pelopor di Jateng. Semua itu berkat kesetiaan rekan anggota yang aktif memposting hasil mancingnya, serta rekan admin yang tanpa lelah menemani ngobrol di setiap postingan grup MM dengan banyaknya 40 ribuan anggota. Beragam info seputar mancing berupa artikel juga rutin diposting di fanspage Mancing Maniac. Alhamdulillah tanggapannya positif.

Seperti apa potensi mancing di wilayah Ka. Cilacap?
Kami dikarunia letak topografi yang sangat ideal untuk sebuah hobi mancing, dimana kami lebih dekat dengan Samudra Hindia dan bisa ke wilayah Pantai Utara jika laut selatan sedang tidak kondusif. Di perairan tawar pun ada aliran sungai besar Serayu, Logawa, Pemali dan beberapa bangunan waduk potensial macam Wadaslintang, Mrican, Sempor, Malahayu dan Cacaban. Belum lagi aliran rawa-rawa sebagai habitat Gabus seperti Rawabendungan di pusat kota Cilacap. Bergeser ke barat ada beberapa spot casting lainnya dari Grugu Kawunganten hingga Banjar Patoman. Sedangkan untuk spesies Hampala kerap didapatkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, DAS Tajum di Wangon, Jatilawang serta bendungan gerak Serayu di Rawalo.

Awal musim kemarau merupakan puncak musim ikan di freshwater yang kerap menyambar setiap umpan yang dilempar. Dalam upaya mengoptimalkan potensi spot yang sudah, ada kami memberlakukan kawasan catch & release, terutama untuk ikan Hampala. Dimana semua ikan hasil tangkapan dirilis kembali guna mempertahankan ekosistem tetap terjaga.

Upaya apa yang dilakukan Mancing Maniac dalam menjaga kelestarian alam?
Kerusakan lingkungan sudah dianggap hal kritis. Di setiap tahunnya, kami bekerja sama dengan beberapa komunitas mancing mengadakan kegiatan tebar benih ikan, baik ikan natif maupun ikan budidaya dan alhamdulillah program ini sudah berjalan selama 7 tahun. Hasil kerjasama dengan produsen alat pancing seperti Maguro jadi sumber dana yang digunakan selain alokasi dana dari proses pembuatan jersey.

Bagaimana rekan-rekan Mancing Mania memandang kegiatan mancing?
Mancing adalah kegiatan dalam rangka menjaga kebugaran dan merefresh kembali pikiran kita yang bekerja selama 6 hari dalam satu minggu, sekaligus sebagai bentuk dzikir kita dan bertadabbur dengan Sang Pencipta alam semesta. Dengan berkomunitas lah kita bisa banyak mempelajari beragam pengetahuan mancing dalam sebuah wadah berkumpul. Juga kita bisa mengetahu beragam karakternorang sehingga kedepannya kita bisa menerima setiap perbedaan yang muncul di masyarakat. Untuk menjalin kekompakkan tersebut, Mancing Maniac kerap melakukan kegiatan mancing dalam lingkup lokal setiap minggunya. Tak ketinggalan gelaran kopi darat hingga undangan mancing dari komunitas lain juga kerap dilakukan Mancing Maniac. – Rico Prasetio

Bagikan:
Chat