ASL: Jaga Bersama Potensi Lebung

ASL: Jaga Bersama Potensi Lebung

Bagikan:

Ratusan hektar hamparan perkebunan tebu membuka jalur baru irigasi perairan di bumi siger. Sebuah ekosistem baru tersebut pun membentuk habitat perairan tawar nan potensial, apalagi target pancingnya jika bukan sang penguasa air tenang, Toman. Kesempatan emas melakukan eksplorasi guna merasakan sensasi perlawanan Giant Snakehead menjadi cikal bakal lahirnya komunitas casting pegiat lebung Angler Sobo Lebung (ASL) yang kerap berpetualang merambah sudut-sudut perairan irigasi.

Seiring berjalannya waktu, kabar potensi spot Toman di lebung meruak luas ke telinga pemancing dari wilayah lain baik di dalam maupun luar Lampung. Bagaimana keunikan mancing di lebung dan apa upaya yang dilakukan ASL guna menjaga potensi mancing di sana agar bisa kembali merasakan perlawanan ‘Big Toman’ seperti dahulu? Simak wawancara SM dengan Candra, salah satu pengurus ASL berikut ini:

Bagaimana cerita perjalanan ASL hingga saat ini?
Sesuai dengan namanya, Angler Sobo Lebung (ASL) atau berarti ‘pemancing main ke rawa’ merupakan komunitas mancing yang diisi oleh para pemancing khususnya pegiat casting yang kerap mengeksplorasi spot-spot lebung perkebunan tebu di wilayah Lampung dengan target Toman (Giant Snakehead). Saat itu saya masih aktif bekerja di perkebunan tebu IndoLampung dan bersama rekan-rekan lain mulai mencoba menerapkan teknik casting medio 2014. Dimana pada saat itu potensi Toman masih melimpah dengan ukuran di atas rata-rata sekarang karena masih minimnya castinger. Awal mula rekan-rekan ASL melakukan casting justru sempat mendapat penilaian sebelah mata dari sebagian orang.

Sempat ada beberapa komentar waktu itu, “Mancing kok pakai (umpan buatan/lure) kayu? Ikannya memang bodoh, lebih enak makan daging ikan (umpan alami), malah lebih pilih makan kayu (lure).” Namun seiring berjalannya waktu, melihat casting lebih bersensasi, pemancing di lebung mulai ramai mengaplikasikan teknik casting. Nama ASL dipilih saat itu untuk lucu-lucuan saja dan akhirnya tetap eksis dan bisa besar sampai saat ini.

Bagaimana ASL menyikapi segala kegiatan mancing yang dilakukan di lebung?
Belum pernah kami merasakan istilahnya boncos khususnya di spotspot kebun tebu pada 2009-2013. Kian berkembang dan bertambahnya minat casting tidak sebanding dengan perkembang-biakan ikan. Hal itu ditambah pula minimnya pemahaman mengenai over fishing, baik dengan cara ilegal seperti setrum dan racun hingga penangkapan ikan-ikan (Toman) induk yang tengah mengasuh anak-anaknya, bahkan yang masih mengandung telur oleh pemancing juga jadi salah satu faktornya. Dengas tegas ASL meminimalisir overfishing, yaitu dengan menerapkan catch and release.

Berikut adalah foto-foto kegiatan komunitas Angler Sobo Lebung (ASL) Community:

Upaya apa yang sudah dilakukan ASL demi terjaganya spot-spot dari kerusakan?
Sementara itu, kami juga sudah berkoordinasi dengan para castinger serta warga dan pihak keamanan lebung untuk mengawasi setiap adanya pelanggaran. Alhamdulillah praktik perusakan perairan untuk salah satu wilayah perkebunan tebu sudah jauh berkurang, terutama penebaran racun dan setrum. Itu disebabkan rutinnya patroli yang dilakukan- petugas terutama saat musim panen tiba yang terjadi kebakaran. Tindak tegas memang dilakukan oleh petugas dengan menangkap oknum perusak.

Seperti apa kontur dan karakteristik spot lebung?
Mayoritas lebung merupakan buatan manusia, hanya sedikit lebung yang alami. Sebelum hutan di buka menjadi perkebunan tebu, lebung-lebung tersebut hanyalah berupa sungaisungai kecil. Dengan dibukanya area perkebunan, sungai-sungai tadi pun dibendung yang berfungsi untuk irigasi pada saat musim kemarau. Jumlah (lebung) di satu kawasan perkebunan tebu tidak sedikit, ada ratusan. Mancing di lebung memiliki keunikan tersendiri, tumbuhan rawa seperti ganggang, rumput air, teratai jadi tantangan kala umpan di lempar ke spot-spot potensial. Belum lagi tiangtiang kayu mati di tengah lebung tentu menuntut castinger untuk waspada agar umpan tidak tersangkut. Salah satu spot pun ada yang menuntut kita agar mancing merendam sebagian tubuh di air (ngoyor) bila peluang strike ingin besar. Kawasan perkebunan tebu itu luas sekali, butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mengeksplorasi spot-spot tersebut.

Apa yang dilakukan ASL guna mempromosikan kegiatan mancing di Lampung?
Promosi secara resmi belum ada, promosi mancing hanya sekedar melakukan posting gambar atau video hasil pancing melalui media sosial. Upaya yang dilakukan tersebut cukup menarik minat pemancing lain dari wilayah Lampung, Palembang dan sekitarnya bahkan castinger dari luar Sumatera seperti Jawa.

Kami sebagai salah satu pegiat casting di kawasan lebung membuka pintu dan siap menjamu bagi siapapun yang ingin merasakan sensasi mancing di spot-spot lebung yang mahsyur akan tarikan Tomannya. Sebab beberapa dari kami memiliki koneksi dengan pihak perkebunan tebu, karena anggota ASL ada yang pernah bahkan masih aktif bekerja di perkebunan tebu. Tentu tetap dengan aturan yang mengutamakan kelestarian lingkungan.

Selain wilayah lebung, spot mana saja yang kerap disambangi rekan-rekan ASL?
Luas lahan lebung di Lampung lebih kurang 100 ribu hektar dengan hamparan ribuan spot danau buatan. Saking luas dan banyaknya spot-spot di lebung tersebut membuat kami belum mengeksplorasi spot lebung lain yang lebih potensial.

Selain lebung, spot potensial lain ada di Seputihbanyak, pada sebuah bendungan bernama Tirtagangga. Bendungan yang terletak di pemukiman masyarakat Bali tersebut salah satu spot yang potensinya luar biasa. Hal itu terbukti dari intensitas tinggi strike Gabus dengan total 42 ekor pada gelaran event Maguro Cast and camp pada Januari 2017. terakhir awal 2018 ini, rekan-rekan ASL masih sukses mendapatkan 15 ekor gabus dengan ikan terpanjang 50 cm. masa peralihan dari penghujan ke kemarau adalah momentum terbaik untuk mancing. Spot mulai bening, angin tidak begitu kencang dan belum begitu panas.

Selain air tawar, rekan-rekan ASL juga kerap mendatangi spot-spot laut di timur Lampung untuk mengaplikasikan teknik casting dan dasaran. Di antaranya spot di Pulau Mundu, Lampung Selatan. Kalau saltwater, ASL juga bisa diartikan Angler Sobo Laut (pemancing main ke laut). Masih alaminya kondisi spot khususnya di lebung serta akses menuju lokasi yang jauh dari jangkauan mengharuskan kita untuk mempersiapkan segala peralatan mancing serta keselamatan yang diperlukan, seperti sepatu boot. –Rico Prasetio

 

Bagikan:
Chat