Memasuki tahun 2018, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki target untuk menebar sekitar 100 juta benih ikan di seluruh waduk, danau, setu hingga embung yang berada di wilayah Jabar. Program ini menjadi estafet dari program tahun-tahun sebelumnya yang juga merampungkan penebaran hingga 50 juta benih ikan.

Seperti dalam agenda penebaran benih yang dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Setu Pengasinan Depok, yang melepas langsung sekitar 2,5 juta benih ikan. Ragam jenis benih yang ditebar bervariasi, mulai dari; ikan mujair, tawes, ikan mas, udang galah, graasrap, nilem dan lain sebagainya.
Menurut Aher, program penebaran benih sudah berlangsung sejak empat tahun terakhir dan akan terus berlanjut hingga periode jabatannya berakhir. “Pada tahun ini atau di akhir masa jabatan saya, kami targetkan 100 juta benih ikan bisa tebar di Jawa Barat,” ujar Aher seperti dilansir dari Tempo.co, (12/1).
Lebih lanjut selain di Setu Pengasinan Depok, ia menbamhkan pihaknya juga sudah menunaikan penebaran benih di sejumlah spot perairan darat lainnya seperti di waduk Saguling, Cirata, Jati Gede hingga waduk Jati Luhur. Agar sebarannya merata, jumlah benih ikan yang ditebar juga dilimpahkan ke perairan disekitar waduk agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
“Manfaatnya untuk lingkungan air bisa bersih karena ikan memiliki fungsi untuk membersihkan ekosistem air. Kemudian untuk masyarakat tentu juga mereka bisa mengambil manfaatnya setelah ikan bertumbuh besar dan layak untuk dikonsumsi,” tambahnya. Dalam satu atau dua tahun mendatang, diproyeksikan benih-benih ikan sudah bertumbuh hingga mencapai ukuran 12 -15 kg.
Selain ditebar secara umum, benih-benih ikan juga ada yang dibudidayakan secara khusus di tempat pembenihan yang ada di wilayah Depok. Tempat pembenihan ini lah yang akan menopang jutaan bibit ikan untuk dipasok di seluruh perairan umum di Jawa Barat. “Kami juga memiliki pembenihan untuk dikembangkan baik ke masyarakat maupun ke perairan terbuka,” katanya.
Diluar itu, Aher juga berencana untuk menata dan memperbaiki sejumlah setu yang jumlahnya terus menyusut dan terancam hilang akibat pengerukan serta pembangunan hunian baru. Padahal menurutnya, kehadiran setu ini sangat berguna untuk menunjang fasilitas pembibitan dan juga sebagai area resapan air.
“Secara aturan harus dikembalikan lagi fungsi setu sebagai mestinya bukan malah diputihkan atau dihilangkan. Saya berharap revitalisasi sungai dan setu ini terus berlanjut hingga pemerintahan gubernur baru yang akan datang,” pungkasnya.