Rod yang mempunyai rating heavy dan medium heavy dibutuhkan karena memiliki backbone power untuk mengarahkan ikan saat strike. Rod favorit saya adalah bone rod dengan rating pe 1.5-3 dengan panjang 6 feet untuk casting Arwana pada saat on boat. Sementara ketika casting arwana dengan landbase, bone rod pe 2-4 panjang 6.3 feet adalah peranti yang tepat. Untuk ril, saya menggunakan ratio 7.9 karena sangat efisien untuk memainkan umpan walk the dog (WTD) dan popper. Lure jenis topwater sangat efektif untuk target Arwana yang kerap berburu makan di atas permukaan air.
Memang ada benarnya pendapat tentang big lure, big fish. Tetapi tidak selalu demikian. Pada waktu saya memancing ke Amazon pada tahun 2015 lalu, pada awalnya saya menggunakan lure WTD yang berukuran besar sekitar 15 cm untuk mencoba mendapatkan Peacock Bass Monster, namun malah mendapatkan seekor Arwana berbobot 6 lb (2.7kg). Pada sore harinya sang pemandu trip menyarankan menggunakan lure yang berukuran lebih kecil.
Jadi saya menggunakan lure WTD berukuran 9 cm dan rupanya saya mendapatkan seekor Arwana Brazil yang beratnya kurang lebih 13 lb (5.8kg). Jadi menurut pengalaman pribadi, teori big lure, big fish bisa saja tepat. Namun faktor kondisi spot dan gairah ikan juga menentukan hasil. Pemancing harus bertanya kepada warga sekitar mengenai umpan alami jenis apa yang kerap diburu Arwana di habitat tersebut.
Untuk benang, saya merekomendasikan menggunakan PE berbahan braided daripada mono. Karena pada saat fight dengan ikan arwana, mereka akan selalu coba melepaskan kail dengan cara melompat ke udara seperti ikan Tarpon. Disinilah benang tidak boleh kendur sama sekali kalau tidak ingin ikan lepas. Satu tambahan penting ialah pemilihan kail yang tepat. Ikan Arwana memiliki bentuk mulut yang keras sehingga membuat hook-up kurang sempurna dan kerap mengakibatkan kail terlepas. Hanya bagian lidah dan pembukaan rahang saja Arwana bisa ditembus. Jadi disarankan menggunakan hook yang kuat dan tajam. Adrian Armanto
