Festival Bokori 2017; Angkat Budaya Mancing Suku Bajo

Festival Bokori 2017; Angkat Budaya Mancing Suku Bajo

Bagikan:

Pulau Bokori, Sulawesi Tenggara kembali akan diramaikan dengan event Festival Bokori 2017. Ajang tahunan Dinas Pariwisata Pemprov Sulawesi Tenggara ini akan diselenggarakan pada 28-29 Oktober 2017 di pulau yang masuk kedalam Kabupaten Konawe tersebut. Sedikit berbeda pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Festival Bokori tahun ini menawarkan historis kearifan lokal tradisi Suku Bajo yang pernah mendiami pulau kecil nun indah itu.

Lanskap Pulau Bokori yang menjadi venue digelarnya Festival Bokori 2017 menjadi suguhan utama bagi para peserta yang ingin bertandang ke destinasi wisata andalan di Sulwesi Tenggara itu. (Dok/Dispar Sultra)

Kehidupan masyarakat pesisir Suku Bajo yang sempat menjadi penghuni Pulau Bokori, diangkat oleh Dispar Sulawesi Tenggara sebagai tema besar Festival Bokori 2017. Setidaknya ada 5 kegiatan yang mengambil nilai histori kehidupan sosial Suku Bajo dalam festival yang digelar selama dua hari tersebut. Sebut saja; Lomba Perahu Dayung Tradisional, Lomba Lulo Pantai, Fashion show busana pantai tenun daerah, lomba mancing tradisional, dan terakhir festival kuliner seafood khas Bokori.

Seperti yang diungkapkan oleh Indrianty Madaria, selaku Seksi Promosi Pariwisata Nusantara Mancanegara Dinas Pariwisata Sultra, jika festival ini menjadi komoditas utama untuk mengenalkan pulau Bokori sebagai salah satu destinasi pariwisata andalan di Sulawesi Tenggara. Tak ayal beberapa lomba sengaja dikemas untuk menarik minat wisatawan dari luar daerah untuk berkunjung ke Pulau Bokori.

Tak terkecuali dengan kegiatan Lomba Mancing Tradisional yang menjadi tumpuan utama dalam perhelatan Festival Bokori 2017. Sesuai dengan tema besarnya, dalam lomba mancing ini mengadopsi teknik mancing yang dipakai oleh Suku Bajo dalam menangkap buruan ikan. Indri menjelaskan jika dalam lomba ini tak dipergunakan alat pancing profesional seperti joran, umpan buatan dan piranti mancing sejenis lainnya.

“Jadi nanti peserta akan memancing menggunakan teknik tradisional (handline). Alat yang dipakai yaitu tasi, seperti senar mancing dengan mata kail dan umpan alami. Lalu peserta akan menggunakan sampan dengan kapasistas dua orang dan mendayuh pakai dayung selama memancing. Jadi benar-benar menduplikasi gaya mancing dari masyarakat Suku Bajo,” ujarnya kepada SahabatMancing.com, Kamis (19/10).

Belum lagi keindahan visual topografi gugusan pulau Bokori, juga menjadi suguhan utama bagi para pelancong yang ingin menikmat surga bahari di perairan Sulawesi Tenggara itu. “Jadi kami menjual atraksi lomba yang tidak pernah diselenggarakan sebelumnya. Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran bagi masyarakat umum, utamanya para pemancing yang ingin menjajal sensasi mancing dengan teknik tradisional Suku Bajo,” tambahnya.

Tidak lupa, pihak Dipar Sultra juga merangkul masyarakat setempat untuk ikut ambil bagian dalam hajatan akbar promosi wisata di tanah airnya tersebut. Mereka bisa menyewakan perahu dan sampan bagi para pemancing dari luar daerah yang ingin mengikuti lomba mancing Festival Bokori.

Masyarakat Suku Bajo yang mayoritas bermata pencaharian Nelayan.

“Jadi ada efek ekonomi yang bisa dirasakan oleh masyarakat langsung. Kami harap dengan adanya festival ini bisa menpromosikan wisata di Pulau Bokori dan mengangkat kehidupan masyarakat pesisir Suko Bajo,” tandasnya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti seluruh kegiatan acara dan perlombaan, mereka tak perlu merogoh kocek sepeser pun, karena pihak Dispar Sultra telah menggratiskan biaya pendaftaran untuk semua kegiatan yang dihelat di Festival Bokori 2017. Selain disupport langsung oleh Pemprov Sultra, festival ini juga didukung oleh pihak sponsor dari perusahaan BUMN seperti; Telkomsel, Bank Sultra, BNI, PD Utama Sultra, dan sponsor-sponsor lain yang berasal dari perusahaan swasta.

Untuk info pendaftaran sila hubungi: Indry 0822 9240 0033

Bagikan:
Chat