Penaklukan Dogtooth Celebes

Penaklukan Dogtooth Celebes

Bagikan:

Agresifitas Tuna Gigi Anjing atau biasa disebut dogtooth selalu menghadirkan rasa penasaran dibenak para pemancing, tarikannya yang kuat menjadikan ikan ini sulit ditaklukan. Dengan gigi tajam seperti gergaji, predator laut dalam ini kerap memutuskan benang dan leader. Rasa penasaran juga datang dari para pemancing yang tergabung dalam Infinity FC yang kali ini akan menaklukkan dogtooth lautan Celebes. 

Suguhan nasi kuning ala kota Palu bersama kopi pertama pagi itu mengembalikan tenaga usai kelelahan paska terbang dari Jakarta. sementara menunggu kesiapan kendaraan yang akan
membawa rombongan menuju Pangalaseang, obrolan-obrolan kecil di kediaman Taufik dimulai. Perbincangan mengenai seluk beluk piranti yang dibawa hingga rasa penasaran mengenai potensi spot mancing menjadi hal yang terus dibahas.

Urusan segala macam persiapan di Palu dipegang langsung oleh Taufik yang juga merupakan ketua dari komunitas Samson Fishing Club. Perjalanan darat menyisiri garis pantai dari Palu menuju Pangalaseang adalah pengalaman terbaik. menggunakan kendaraan roda empat, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk tiba disana berkisar 5 jam.

Sudut alam bumi nusantara memang selalu menghadirkan keindahan yang mempesona. Di sepanjang jalan menuju Pangalaseang, barisan pasir putih merayu menyegarkan mata, juga dipenuhi aneka macam warung dengan sajian khasnya. Tentu tak ketinggalan masyarakat sekitar menjajakan kerajinan batu sojol, giok asli sulawesi yang konon punya kekuatan spiritual.

Melawan Agresifitas Dogtooth

menangkap tuna gigi anjing dengan teknik jigging
menangkap tuna gigi anjing dengan teknik jigging

Tepat pukul 17:00 WITA rombongan tiba di Dermaga Pangalaseang dan langsung menuju spot hunian sang Tuna Gigi Anjing. Perjalanan menuju spot tersebut tidak terlalu jauh karena hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Ketika laju kapal perlahan berhenti, dengan sigap ABK menurunkan jangkar dan terus berkoordinasi dengan kapten agar kapal tepat berada di koordinat yang dituju.

Usai kapal berjangkar, para pemancing memulai kegiatan mancing mereka dengan tehnik jigging dan sebagian dengan jigcast. Untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, diantaranya faktor alam dimana pada malam itu temperatur air dingin dan arus lumayan kuat. Sehingga membuat para pemancing kesulitan karena dengan kondisi seperti itu ikan menjadi malas untuk memburu mangsa.

Satu jam sudah berlalu namun tak juga ada sambaran. Keheningan di atas kapal dikejutkan oleh suara jeritan ril serta joran milik Edy Poernomo yang melengkung tanda ada perlawanan dari ikan. Dengan sekuat tenaga Edy terlihat kewalahan menaklukkan hingga perlawanan dari bawah laut itu sampai di bawah kapal. “Taasshh…”. Pertarungan terhenti karena terjadi line break.

Leader milik Edy dengan ukuran 80 lbs hancur terkoyak. sepertinya ikan dengan bobot besar sudah memutuskan leader milik Edy. Ia agak kecewa karena gagal memenangkan pertarungan tadi. Selang beberapa menit, Amin Maulani yang berada di belakang edy juga mendapat sambaran. Joran miliknya melengkung tajam menahan beban perlawanan ikan dari dasar laut.

Pertarungan pun terjadi begitu sengit hingga sesaat ikan sudah mulai terlihat, tiba-tiba terasa ada sesuatu yang memotong leader milik Amin hingga terputus. Ia pun tidak percaya leader 80 lbs miliknya juga hancur terkoyak dan bertanya-tanya monster apa yang menyambar. Kejadian seperti ini juga dialami seluruh pemancing yang ada di kapal, seperti Bayu Anugrah dari batam saat figth terlihat begitu antusias menghajar ikan tapi nasibnya tiada beda dengan rekannya yang lain, leader-nya putus dikoyak ikan.

karena ulah predator lain yang membuat tuna tersebut kehilangan ekornya
karena ulah predator lain yang membuat tuna tersebut kehilangan ekornya

Sampai saat Amin melakukan strike setelah metal jig-nya disambar ikan. Meladeni perlawanan selama 5 menit, akhirnya ia berhasil mengangkat seekor Giant Trevally (GT) setelah lebih dari 3 jam memancing tanpa hasil.

Rupanya nasib yang sama dirasakan Jamaludin yang berjibaku menaklukkan ikan. Tak mau kalah dengan Amin, Jamaludin terus memompa joran seirama dengan putaran ril. namun apa daya, ketika terlihat dipermukaan ternyata seekor dogtooth tanpa badan didapatkannya. Pada saat strike, rupanya ikan yang seharusnya didapatkan utuh oleh Jamaludin tersambar predator lain. “Preman mana yang sudah merampas ikan ini?” teriak Jamal yang memecah keheningan.

Malam Kedua

Tuna gigi anjing yang menjadi target utama member infinity
Tuna gigi anjing yang menjadi target utama member infinity

Tanpa terasa waktu sudah mendekati pukul 4 dini hari. Semangat untuk bisa mendapatkan hasil maksimal terus diperlihatkan para pemancing di atas kapal. Yoga yang sudah kesekian kalinya gagal menaikan ikan, akhirnya kembali strike.

Kali ini ia memompa jorannya dengan lebih hati-hati agar tidak terulang kesalahan yang sama. Tapi apa bisa dikata, nasib baik belum juga berpihak karena senar kevlarnya Yogi putus dihajar ikan. seperti merasa ada yang salah karena senar selalu putus, Amin berinisiatif mencari cara lain dengan menyambungan leader ke metal jig menggunakan neklin 7×7 150 lbs. Jig kembali diturunkan dan strike terjadi lagi. Rasanya sulit menerima kenyataan karena upaya menambahkan neklin tidak membawa perubahan. Senar tetap putus. Cerita pertarungan melawan keganasan ikan membawa malam berganti terang. sebagai alternatif pencarian ikan guna keperluan makan siang, kapten kapal memutuskan mencari spot yang lebih dangkal.

Setibanya di spot baru, kali ini Aldo salah satu pemancing paling muda di trip ini mencoba peruntungannya. Strike!!! Jeritan keras terdengar dari ril stradic miliknya menjadi tanda bahwa kekuatan besar datang dari ikan di dasar laut dan membuat pemuda 17 tahun itu menggenggam joran eternal Light lebih kencang.

Melihat manuver ikan begitu liar kapten tak tinggal diam dan langsung mencabut jangkar untuk mengejar mengikuti pergerakan ikan. satu jam berlalu pertarungan masih sengit. Aldo belum mampu menaklukkan perlawanan ikan bahkan hingga lebih dari 2 jam. Ini benar-benar fight yang memakan tenaga ekstra. Hingga akhirnya target terlihat di permukaan, ternyata seekor Ikan Pari manta dengan bobot besar. Karena bukan target pancing, Pari manta harus dilepaskan kembali.

Karena kelelahan, tim memutuskan menuju darat untuk beristirahat. Penginapan di sekitar dermaga dipilih agar tidur menjadi lebih nyaman. Ketika sudah sampai di darat, cuaca berubah drastis. Angin bertiup sangat kencang sehingga membuat gelombang laut semakin mendebur.

Jackpot Hari Terakhir

cara menaklukan tuna gigi anjing
setelah kapal merapat di Dermaga, para pemancing berpose bersama ikan hasil tangkapan dengan gaya mereka masing- masing di atas jernihnya Pantai Pangalasean

Seiring bergantinya hari, cuaca dengan cepat berubah menjadi cerah kembali. Permukaan laut tampak flat, hanya segelintir ombak kecil serta awan biru menghiasi perjalanan tim menuju spot baru di hari terakhir trip.

Tiba di spot, tim langsung menurunkan metal jig yang menjadi umpan andalan untuk menggunakan metode jigging. Setengah jam ngejig akhirnya umpan milik Anugrah Samson disambar ikan. “Strike!!!” teriaknya. Tanpa butuh waktu lama, ternyata seekor Dogtooth berhasil ditaklukan dan menjadi perolehan pertama di hari terakhir.

Tak mau kalah dengan Anugrah, kali ini Edy Haryono dari Infinity FC menunjukkan aksinya. Usahanya sejak tadi ternyata membuahkan hasil juga. Tarik menarik terjadi antara ikan dengan Edy sampai akhirnya ia berhasil mengangkat seekor Dogtooth menyamai perolehan rekannya yang lain.

Lelah memompa jig, Bayu Anugrah mencoba menggunakan tehnik jigcast di tengah derasnya arus laut. Rupanya tehnik tersebut lebih efektif karena mampu merangsang keberadaan ikan sehingga memakan umpan. Terlihat Bayu dengan senangnya berhasil menaikan ikan Dogtooth sebagai target utama beberapa kali hingga kelelahan. “malam ini terasa begitu indah,” ungkap Bonang Hendra yang menjadi koordinator di trip ini.

Yoga dengan seriusnya juga berlomba adu cepat bersama Edy Purnomo dalam hal strike dan menaikkan ikan. Keduanya larut dalam rasa senang merasakan sensasi tarikan si Gigi Anjing penghuni lautan sulawesi itu. Melihat hasil yang didapat pada malam ketiga ini, rasanya perbedaan sangat mencolok dari malam pertama kemarin. Beberapa kejadian putusnya senar kemungkinan juga karena adanya gangguan dari Hiu di spot pertama.

Parade strike masih terus berlangsung hingga dini hari. Di bagian depan kapal, Taufik rupanya tak hentinya meladeni perlawanan ikan. Kemelut itu cukup menghabiskan sebagian energinya hingga keringat bercucuran deras. Disisi lain Randy rupanya beda dengan rekannya yang lain. Alih-alih menargetkan Dogtooth, ia justru mendapatkan ikan salem namun tetap dengan bobot yang tak besar.

Sementara semua sibuk bertarung dengan ikannya masing-masing, tiba-tiba joran milik Aldo melengkung. Pertarungan kali ini nampaknya akan tidak seimbang terlihat semakin tajam lengkungan joran miliknya karena tenaga dari ikan yang besar. Benar saja, ketika ikan sudah mendekati permukaan jorannya patah dan hanya tersisa bagian belakang cincin terakhir joran.

Semua mata tertuju ke arah dimana Aldo bertarung dengan ikan. Semangat yang menggebu dibarengi tenaga maksimal menghantarkan Aldo mendapatkan Dogtooth terberat dari yang lain. sebuah pencapaian membanggakan walau harus mengorbankan joran yang patah.

Teknik ngoncer coba diterapkan Edy Haryono. baru menurunkan umpan, Dewi Fortuna langsung berpihak padanya. Tarik menarik langsung terjadi antara dirinya dengan ikan monster bawah laut. Tidak lain, potensi yang besar di Pangalaseang merupakan faktor mudahnya para pemancing mendapatkan ikan- ikan dengan bobot besar sekalipun. Tentu juga harus didukung dengan cuaca dan kondisi laut yang juga bersahabat. –Amin Maulani

Bagikan:

Amin Maulani

Praktisi mancing yang telah menjalani berbagai ekspedisi mancing di nusantara. Kini sedang aktif menggeluti kegiatan memancing menggunakan piranti ringan bersama Relix Nusantara.

Chat