Menggali Potensi Palung Laut SMR

Menggali Potensi Palung Laut SMR

Bagikan:

Indonesia merupakan salah satu negara uang dilalui oleh gugusan cincin api “Ring OF Fire”. Sebuhan fenomena barisan gunung gunung berapi aktif, baik di darat maupun uang tak kasat mata di laut terdalam. Dibalik bahaya, rupanya barisan gunug yang berpinjak pada dasar samudera pun menyimpan pornsi sumber daya alam nan kaya Gunung dam laut itu banyak disebut orang sebagai Sea Mount Reef (SMR).

Kawasan SMR di perairan Lampung selatan merupakan spot primadona bagi para pemancing dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti yang sudah sama-sama diketahui bahwa potensi ikan di laut SMR seperti spot Gosong Pasir, Gosong Sendal dan karang-karang dangkal hingga palung laut dalam menjadi habitat ikan-ikan dari berbagai spesies.

Pemancing yang berdomisili di Jakarta adalah tamu langganan bagi beberapa operator kapal mancing di TPI Lempasing, Lampung. Tempat bersandarnya kapal-kapal, lokasi awal mula diberangkatnya pemancing sebelum menuju spot di lautan lepas. Kali ini, tim Go Strike dari Dunia Pancing Gunung Sahari (DPGS) kembali terjun dalam panggung strike SMR.

Sebagai bentuk perhatiannya terhadap para pemancing terutama pada pelanggan, Go Strike kerap mengadakan kegiatan open trip ke beberapa spot mancing (laut). Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diikuti peserta dari berbagai wilayah di Jabodetabek.

Seperti yang sudah disebutkan tadi bahwa kontur laut di SMR sangat cocok dihuni oleh berbagai ikan-ikan predator berbagai ukuran. Seolah tidak pernah habis, spesies ikan seperti Giant Trevally (GT), keluarga Tuna, mackerel dan ikan penghuni karang lainnya.

Lepas Dermaga
Sebelas orang pemancing dari Jakarta melakukan perjalanan darat menuju Dermaga Lempasing yang ada di Teluk Betung, Bandar Lampung pada akhir Oktober 2016. Enam jam lebih perjalanan menyeberangi Selat Sunda menggunakan Kapal Feri, kami tiba di Lempasing disambut udara dingin menusuk sendi. Kru KM Agung Kusuma menyambut dan menawarkan istirahat sejenak mengembalikan stamina yang hilang di jalan.

Singkat cerita, tak lama matahari terbit sekitar pukul 07:00 WIB, KM Agung Kusuma meninggalkan dermaga dengan iringan doa yang dipanjatkan oleh para kru dan penumpang agar selalu dalam naungan Tuhan. Perjalanan nan jauh kami manfaatkan untuk kembali istirahat dan menikmati pemandangan asri laut-laut pesisir Lampung.

Strike perdana yang dilakukan oleh Raihan di trip mancing ini.

Mancing dengan teknik dasaran menjadi pilihan pertama kala tim tiba di spot mancing perairan SMR. Umpan disiapkan menggunakan ranggung dan langsung membuahkan hasil. Selang 30 menit, umpan Edwin di sambar ikan dasaran berukuran sedang. Kemudian disusul Bambang pukul 17:40 WIB. Sementara Roni, landed Ikan Kuwe berbobot 2 Kg dan jadi Raihan Kuwe perdana pada trip mancing ini.

Kanda, rupanya tidak mau kalah dengan rekan-rekannya. Ia dengan keyakinan tinggi mencoba mengusai ikan yang menyangkut di kailnya beberapa menit usai Roni strike. Seekor Tenggiri sukses ia dapatkan, menambah perolehan kami sore itu di atas kapal. Matahari tak lama kemudian tenggelam di ufuk barat menandakan hari akan memasuki fase malam.

Malam Menjelang
Tak terlihat sedikit pun rona wajah lelah yang kami rasakan ketika awan berubah gelap gulita. Kegiatan mancing masih terus dilakukan oleh tim dengan penuh semangat dan antusias yang luar biasa tinggi. Hingga pada pukul 19:00 WIB, Rony kembali mendapatkan sambaran dari bawah laut. Situasi yang membuatnya cukup kewalahan menahan predator penghuni laut SMR.

Sejurus kemudian Roni memainkan irama ayunan joran dibarengi tarik ulur senar dari gagang ril yang terus ia putar agar senar tergulung. Sebab bila salah penanganan, ikan bisa saja terlepas karena dua kemungkinan mocel atau senar yang putus karena tak kuat menahan perlawanan ikan. Seekor Tuna Gigi Anjing (Dogtooth Tuna) berbobot 8 Kg menyantap umpan hingga terjebak kail.

Strike di spot pertama menjelang malam terjadi berulang kali. Hingga pada akhirnya cuaca berubah drastis, angin kencang ditambah gelombang yang tinggi menimpa kapal kami malam itu. Untuk menghindari kekacauan itu, kapten mengambil keputusan agar kapal segera pindah spot yang lebih aman.

Gelombang tinggi berlangsung sepanjang malam hingga pagi menyambut. Selesai sarapan, tim kembali menurunkan umpan andalan kami masing-masing. Teknik castjig dari Aphoy rupannya menarik perhatian ikan. Ikan Tongkol berukuran sedang terangkat oleh Aphoy, serta disusul Handy. Hampir semua peserta yang merasakan strike dengan bermacam ikan dan ukuran.

Dogtooth Tuna
KM Agung Kusuma kembali bergerak menyusuri lautan untuk mencari titik mancing terbaik di hari terakhir trip. Sebab tanda-tanda selera makan dari ikan rupanya sudah tidak bisa dirasakan lagi dan kapal harus segera pindah.

eeekor Giant Trevally (GT) berhasil ditaklukkan.

Di spot terakhir ini, rekan kami Qilay mendapatkan sambaran dari dalam laut selama beberapa kali melempar lure. Dilihat dari lengkungan joran kala menahan perlawanan ikan, sepertinya ini adalah target yang besar. Tenaga pun jadi modal utama disamping teknik mengendalikan ikan tentunya. Dengan keyakinan tinggi akhirnya terlihat dari celah permukaan seekor Dogtooth Tuna luluh tertancap kail pada lure milik Qilay.

Jawaban atas besarnya potensi mancing di SMR terhadap ikan-ikan predator berbobot besar kemudian dirasakan Teguh. Dengan mempertahankan teknik castjig, seekor Giant Trevally (GT) berhasil ditaklukkan. Bagian pertarungan dengan GT cukup sengit hingga memakan waktu sekitar 1 jam. Lelah menghinggap, namun keberhasilan menaikkan ikan tersebut membuatnya bangga.

Masih di episode castjig, Poernawan tanpa terdengar suaranya tiba-tiba juga strike. Dirinya tersentak menahan perlawanan ikan dan memegang joran sekuat mungkin agar ikan bisa ditaklukkan. Poernawan berjibaku menggulung senar secara perlahan hingga seekor Tenggiri pun sukses menambah perolehan kami waktu itu.

Berpose bersama ikan tangkapan.

Castjig menjadi jurus idaman kami, dimana teknik ini kerap digunakan oleh para pemancing dalam upaya menarik perhatian ikan. Sebuah metode penggunaan metaljig yang dilempar jauh (cast) kemudian ditarik (retrieve) sebelum umpan jatuh ke dasar. Ukuran metaljig pun beragam, mulai dari 50-150 gram.

Arena strike di gelanggang lautan SMR memberikan sensasi luar biasa. Potensi laut ini memang tiada dua dalam benak para pemancing. Sebuah lokasi dimana pertaruhan tenaga, skill serta keberuntungan saling melengkapi guna menaklukkan berbagai perlawanan ikan palung-palung samudera. –Buchori

Bagikan:
Chat